HARI BATIK NASIONAL
- Busana Puan Maharani dalam acara pameran batik di Museum Nasional, Minggu (2/10/2016), tampak lain dari orang-orang di sekitarnya. Hari ini adalah hari batik nasional. Seluruh tamu undangan yang didominasi ibu-ibu tampak hadir mengenakan batik berbagai corak dan warna. Juga berbagai gaya.
Ada yang mengenakan corak parang, kembang dan burung. Warnanya bervariasi, ada hitam-putih, cokelat-krem, hijau-hitam dan lain-lain. Busana eksotik itu juga mereka padu padankan dengan berbagai asesori. Misalnya, sepatu hak hingga sepatu teplek. Bahkan, ada yang menggunakan sepatu kets putih.
Ada pula seorang ibu yang mengenakan kebaya putih. Namun ia padankan dengan selendang batik hitam-putih.
Busana Puan
Sementara itu, Puan tampak mengenakan baju kebaya putih lengan panjang. Tidak ada corak, tidak ada warna lain. Hanya tampak keliman renda yang memanjang dari bagian leher hingga bawah. Namun, Puan tetap memadupadankan kebayanya itu dengan kain batik yang menutupi kakinya.
Saat menyampaikan sambutan sebagai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan menjelaskan arti corak kain batik yang ia kenakan.
"Saya mengenakan batik parang. Parang itu berasal dari kata lereng yang memiliki bentuk garis diagonal," ujar Puan.
"Dalam setiap motif parang, biasanya terdapat susunan motif yang membentuk huruf S yang artinya saling terkait antara satu dan yang lainnya," lanjut dia.
Ia mengapresiasi semakin ke sini, semakin banyak orang Indonesia, khususnya kaum muda, yang menjadikan batik sebagai busana sehari-hari. Namun, di sisi lain Puan merasa prihatin. Sebab tidak seluruh pengguna batik mengetahui arti dan makna filosofis corak batik yang dia kenakan.
"Sekarang banyak orang menggunakan batik, tapi generasi muda misalnya, banyak yang juga belum paham arti dan makna corak batik itu sendiri," ujar Puan.
Ia berharap pengguna batik juga paling tidak mengerti makna corak batik yang dikenakan agar penggunaan batik itu sendiri memiliki makna yang mendalam, bukan hanya asal pakai saja. Seusai acara, wartawan menanyakan perihal busana yang Puan kenakan.
Puan menjawab, "Saya pakai (motif) parang. Kan memang temanya hari ini batik parang".
Dalam acara itu, Puan diberi kehormatan untuk membuka pameran. Pembukaan pameran dilakukan dengan simbolisasi pengguntingan pita.
Usai menyampaikan sambutan dan pengguntingan pita, Puan meninjau pameran batik dengan melihat dan mendengarkan penjelasan mengenai batik yang dipamerkan oleh panitia.
Turut hadir mendampingi Puan Ketua Umum Yayasan Batik Indonesia Yultin Ginanjar Kartasasmita, istri Wakil Gubernur DKI Jakarta Heppy Djarot Saiful Hidayat dan perwakilan dari Kementerian Perindustrian.
Penulis | : Fabian Januarius Kuwado |
Editor | : Sabrina Asril |
Leave a Comment